Generasi Z, yang lahir di era digital dan informasi, memiliki pandangan yang berbeda terhadap pekerjaan dibandingkan generasi sebelumnya. Beberapa faktor yang menyebabkan mereka lebih memilih menganggur daripada menerima gaji kecil antara lain:
1. Prioritas yang Berbeda
- Keseimbangan Hidup: Gen Z sangat mementingkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Mereka tidak ingin terjebak dalam pekerjaan yang menuntut waktu dan energi yang berlebihan sehingga mengorbankan hobi, keluarga, dan kesehatan mental.
- Pekerjaan yang Bermakna: Generasi ini mencari pekerjaan yang tidak hanya memberikan penghasilan, tetapi juga memberikan kepuasan dan makna dalam hidup. Mereka ingin berkontribusi pada sesuatu yang lebih besar dan merasa pekerjaan mereka memiliki dampak positif.
- Fleksibilitas: Kebebasan untuk mengatur waktu dan tempat kerja menjadi hal yang sangat penting bagi Gen Z. Mereka lebih tertarik pada pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk bekerja secara remote atau memiliki jam kerja yang fleksibel.
2. Optimisme dan Ekspektasi Tinggi
- Keyakinan Diri: Gen Z tumbuh dengan didorong untuk percaya pada diri sendiri dan kemampuan mereka. Mereka memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap karier mereka dan tidak ingin terjebak dalam pekerjaan yang tidak sesuai dengan ambisi mereka.
- Informasi yang Mudah Diakses: Dengan akses internet yang mudah, Gen Z memiliki banyak informasi tentang berbagai peluang karier dan gaya hidup yang menarik. Hal ini membuat mereka lebih selektif dalam memilih pekerjaan.
3. Tantangan Ekonomi
- Kesenjangan Upah: Kesenjangan antara biaya hidup yang terus meningkat dan gaji awal yang ditawarkan banyak perusahaan membuat Gen Z merasa tidak cukup termotivasi untuk bekerja dengan gaji yang kecil.
- Pendidikan yang Mahal: Biaya pendidikan yang tinggi membuat Gen Z merasa perlu untuk mendapatkan pekerjaan yang sepadan dengan investasi yang telah mereka lakukan.
4. Pengaruh Budaya Populer
- Tren Kewirausahaan: Banyak influencer dan tokoh publik yang menginspirasi Gen Z untuk menjadi wirausahawan. Hal ini membuat mereka lebih tertarik untuk membangun bisnis sendiri daripada bekerja untuk orang lain.
- Normalisasi Menganggur: Konsep “gap year” dan “slow living” semakin populer, sehingga menganggur tidak lagi dianggap sebagai hal yang negatif.
Solusi untuk Menarik Gen Z ke Dunia Kerja
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu melakukan beberapa penyesuaian, antara lain:
- Menawarkan Paket Kompensasi yang Menarik: Selain gaji, perusahaan perlu menawarkan benefit tambahan seperti asuransi kesehatan, program pengembangan diri, dan opsi kerja fleksibel.
- Menciptakan Budaya Kerja yang Positif: Membangun lingkungan kerja yang menyenangkan, inklusif, dan mendukung keseimbangan hidup akan membuat Gen Z lebih tertarik untuk bergabung.
- Memberikan Peluang untuk Belajar dan Tumbuh: Gen Z sangat menghargai peluang untuk mengembangkan keterampilan dan karir mereka. Perusahaan perlu menyediakan program pelatihan dan mentoring yang berkualitas.
- Menyediakan Pekerjaan yang Bermakna: Jelaskan kepada calon karyawan bagaimana pekerjaan mereka akan berkontribusi pada tujuan perusahaan dan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan karier Gen Z, perusahaan dapat menyusun strategi yang lebih efektif untuk menarik dan mempertahankan talenta muda.
BOY138 menganggap hal ini sangat mengkhawatirkan dan bisa membuat Gen Z Tidak produktif di usia muda, Sehingga dapat menurunkan produktifitas negara menuju Indonesia emas.